Perhitungan PPh Pasal 21 TER merupakan pajak yang dipotong atas penghasilan karyawan, seperti gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan. Mulai tahun 2024, pemerintah memperkenalkan mekanisme Tarif Efektif Rata-Rata (TER) untuk menyederhanakan perhitungan PPh 21 bulanan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana perhitungan PPh 21 dengan TER bekerja, dasar hukumnya, serta contoh perhitungannya.
Apa Itu Tarif Efektif Rata-Rata (TER)?
Sebelumnya, perhitungan PPh 21 dilakukan dengan menghitung penghasilan kena pajak tahunan, mengurangkan PTKP, lalu menerapkan tarif progresif. Mekanisme ini seringkali dianggap rumit, terutama bagi pemberi kerja dengan banyak karyawan.
Untuk menyederhanakan proses tersebut, TER diperkenalkan melalui PMK Nomor 168/PMK.03/2023. TER adalah persentase tertentu yang langsung diterapkan terhadap penghasilan bruto karyawan setiap bulan, sehingga perhitungan PPh 21 menjadi lebih cepat dan mudah.
Dasar Hukum Penerapan TER
Beberapa peraturan yang menjadi landasan perhitungan PPh 21 dengan TER antara lain:
- UU No. 7 Tahun 1983 tentang PPh (dan perubahannya terakhir melalui UU HPP) – mengatur tarif pajak penghasilan.
- PMK 168/PMK.03/2023 – mengatur secara khusus penerapan tarif efektif rata-rata, kategori TER, serta ketentuan pelaporannya.
- PER-2/PJ/2024 – petunjuk teknis pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh 21 menggunakan TER.
Kategori Tarif Efektif Rata-Rata
TER dibagi menjadi beberapa kategori, tergantung status PTKP dan tingkat penghasilan. Misalnya:
- TER 0% → Penghasilan ≤ PTKP (tidak ada PPh 21).
- TER 0,5% – 15% → Penghasilan di atas PTKP dengan lapisan tarif yang disederhanakan.
- Tarif sudah memperhitungkan PTKP dan tarif progresif sehingga karyawan tidak perlu menghitung ulang pada akhir tahun.
Langkah Perhitungan PPh 21 dengan TER
Berikut tahapan yang harus dilakukan pemberi kerja:
- Identifikasi Status PTKP Karyawan
Tentukan apakah karyawan berstatus TK/0, K/0, atau lainnya. - Tentukan Kategori TER
Cocokkan penghasilan bruto bulanan karyawan dengan tabel TER sesuai PMK 168/2023. - Hitung PPh 21 Bulanan
Kalikan penghasilan bruto bulanan dengan persentase TER yang sesuai. - Setorkan dan Laporkan
Setorkan pajak melalui e-Bupot atau Coretax DJP, lalu laporkan dalam SPT Masa PPh 21.
Contoh Perhitungan PPh 21 dengan TER
Misalnya seorang karyawan TK/0 menerima gaji bulanan Rp 7.000.000. Berdasarkan tabel TER, penghasilan tersebut dikenakan TER 1,5%.
Perhitungan:
- PPh 21 = 1,5% × Rp 7.000.000
- PPh 21 = Rp 105.000
Jadi, pemberi kerja cukup memotong Rp 105.000 setiap bulan sebagai PPh 21 tanpa harus menghitung PKP dan tarif progresif secara manual.
baca juga artikel ” Apakah Warisan dipotong Pajak “
Keuntungan Menggunakan TER
- Lebih Sederhana: Mengurangi beban administrasi pemberi kerja.
- Kepastian Hukum: Tarif sudah mempertimbangkan PTKP dan tarif progresif.
- Mengurangi Kesalahan: Minim risiko salah hitung PPh 21.
- Mendorong Kepatuhan: Mempermudah pelaporan pajak bagi UKM dan perusahaan.
Tantangan Penerapan TER
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Jika ada penghasilan tidak tetap (bonus, THR), TER harus disesuaikan.
- Karyawan dengan perubahan status PTKP di tengah tahun harus dihitung ulang TER-nya.
- Bagi karyawan dengan penghasilan sangat fluktuatif, perhitungan bisa sedikit kompleks.
Kesimpulan
Penerapan Tarif Efektif Rata-Rata (TER) membawa angin segar bagi dunia perpajakan, khususnya bagi pemberi kerja yang ingin mempermudah administrasi PPh 21. Dengan memahami cara kerja TER, menggunakan tabel tarif yang benar, serta memastikan pelaporan tepat waktu, perusahaan bisa meminimalkan risiko sanksi.
Jika perusahaan memerlukan pendampingan lebih lanjut, bekerja sama dengan konsultan pajak profesional adalah pilihan tepat untuk memastikan kepatuhan pajak terjaga.
baca juga artikel “SPT PPh Badan 2025 – Tips Penyusunan dengan Konsultan Pajak“